Dua pertanyaan Kyai Ahmad Dahlan; Muhammadiyah Urung Menjadi Partai
Politik Tahun 1921, ada Sidang Hoofdbestuur Muhammadiyah (PP
Muhammadiyah). Di situ para assabiqunal awwalun Muhammadiyah berkumpul,
para pendiri dan generasi pertama pimpinan dan aktivis Muhammadiyah.
Yang menarik, dalam pertemuan itu ada tokoh yang tidak pernah kita kenal
sebagai orang atau aktivis Muhammadiyah. Yang menarik adalah beliau
bisa tampil meyakinkan dalam forum para pembesar, pimpinan Muhammadiyah
generasi pertama berkumpul. Orang itu adalah Haji Agus Salim.
Haji Agus Salim punya gagasan untuk menjadikan Muhammadiyah sebagai
partai politik. Kalau pada masa Orde Baru Muhammadiyah disebut orsospol,
dan beberapa pimpinan Muhammadiyah menjadi anggota Dewan. Ternyata,
menjelang akhir hayat Kiyai Haji Ahmad Dahlan, sudah muncul juga
“ambisi” menjadikan Muhammadiyah sebagai parpol. Sidang dipimpin oleh
Kiyai Ahmad Dahlan. Diketahui, Haji Agus Salim adalah seorang jurnalis,
politisi dan diplomat yang hebat. Tidak ada yang bisa mengalahkannya
dalam berdebat. Dalam sidang Hoofdbestuur, argumentasi yang disampaikan
Haji Agus Salim membuat seluruh yang hadir terpukau, terkesima dan
setuju untuk menjadikan Muhammadiyah sebagai partai politik. Kyai
Dahlan, karena menjadi pimpinan sidang, tidak berpendapat.
Selengkapnya...